Langsung ke konten utama

PERNIKAHAN NATRIUM DAN KLORIDA

www.deftutorial.com
Konsep sebuah pasangan harus meniru garam. Sisi buruk yang tidak menyenangkan bisa menjadi simpul dari sebuah ikatan yang mempersatukan.

Diceritakan, ada seorang dosen memberi wawasan unik tentang perjodohan kepada mahasiswanya. “Kamu tidak akan mendapatkan pasangan hidupmu sebelum kenal benar siapa dirimu!”

“Bagaimana kita mengenal diri sendiri?” tanya mahasiswa.

“Berdirilah engkau di depan sebuah cermin. Tataplah dirimu baik-baik di dalam kaca. Bila engkau mendapatkannya sebagai lelaki, jodohmu adalah wanita. Begitu pun sebaliknya,” jawab Pak Dosen.

“Apa tanda-tandanya bahwa kita itu lelaki atau wanita?,” tanya mahasiswa.

“Mudah saja,” jawab Pak Dosen. “Kamu lelaki bila sifat-sifat Jalaliyah Allah beremayam di dalam dirimu. Dan kamu wanita bila sifat-sifat jamaliyah-Nya turun menghiasi dirimu.”

“Jadi, di dalam perjodohan kami ini disyaratkan memadukan sifat-sifat Jalaliyah dan Jamaliyah tersebut?” tanya mahasiswa.

“Persis! Dan bila engkau berhasil memadukan keduanya, akan turun dalam dirimu sifat-sifat Kamaliyah-Nya, yaitu, satu sifat yang dengannya, setiap insan boleh menyentuh sesuatu di alam raya ini tanpa menimbulkan kerusakan.”

“Ada kalangan yang berpendapat bahwa wadat (tidak menikah) merupakan sarana kesucian. Bagaimana pendapat Bapak?” tanya mahasiswa.

“Kesucian itu baru  merupakan sarana dalam berhubungan dengan manusia, bukan tujuan. Kesucian itu harus dimiliki pihak lelaki maupun pihak wanita dalam mencari pasangannya, bukan untuk hidup sendiri-sendiri. Setelah berhasil memadukan keduanya tanpa benturan, bahkan saling dapat mengembangkan, barulah dapat dikatakan sempurna namanya,” ungkap Pak Dosen.

“Kalau begitu, nikha lebih mulia daripada wadat. Begitu, kesimpulan Bapak?”

“Jelas, karena jikalau tidak demikian menikah tidak akan dijadikan landasan moral sunnah Rasul kita.

Apa yang dapat kita harapkan dari kehidupan di bumi, jika golongan yang kaya tidak mau menjamah golongan miskin, kemudian orang pintar menjauh dari orang awam, para penguasa tak peduli dengan rakyat yang dikuasai, bangsa super power tidak mengulurkan tangan dan bahkan mau memangsa bangsa yang lemah?” tuturnya kembali.

“Kok sampai disana!” timpal mahasiswa.

“Mengapa tidak! Untuk mengetahui kebenaran yang terkecil, harus diuji dengan memproyeksikannya pada sesuatu yang besar,” jawab Pak Dosen sambil tersenyum.

**

Kisah ini dikutip dari buku Langit-Langit Desa karya Muhammad Zuhri. Sederhana memang, namun isinya sangat dalam dan sarat makna. Ada satu pesan inti dalam kisah ini, bahwa kita hanya mungkin menacapai “kesempurnaan”, jika kita mau bersatu dengan pasangan kita. Inilah fitrah yang ditetapkan Allah SWT atas manusia, bahkan atas semesta. Allah SWT berfirman, “dan segala sesuatu Kami ciptakan berpasang-pasangan supaya kamu mengingat akan kebesaran Allah”  (QS Adz-Dzariyaat [51] : 49).

Mengapa harus berpasang-pasangan?

Ada banyak alternatif jawaban. Namun yang pasti, dengan berpasangan (yang sah tentunya) nilia-nilai kebaikan bisa terpadu menjadi sebuah kesempurnaan. Dengan berpasangan, akan tercipta pula proses sinergi, saling melengkapi, dan saling meniadakan keburukan.

Mari kita belajar pada garam. Garam, yang bahasa kerennya NaCL atau natrium klorida, adalah persatuan antar unsur natrium dan klorida. Sejatinya, kedua unsur ini jarang berdiri sendiri. Mereka bisa bersatu karena “dicomblangi” oleh air sebagai mediator. Ketika masih sendiri, klorida termasuk unsur berbahaya bagi tubuh, biasanya berbentuk asam (HCL). Demikian pula natrium karbonat, walaupun tidak seberbahaya HCL.

Namun, ketika natrium dan klorida dipertemukan dengan mediasi air, masing-masing melepaskan ikatan dengan pasangannya terdahulu, kemudian mereka saling berikatan membentuk kristal. Jika sebuah ikatan kimia sampai membentuk kristal, tingkat kecocokannya pasti sangat tinggi, dari fase likuid sampai menjadi solid dan terkristalisasi. Ikatan keduanya termasuk ikatan yang sempurna. Dengan karakter ini, ada sisi-sisi secara molekuler baik dari sebelah natrium maupun sebelah klorida yang awalnya memiliki efek mebahayakan atau membentuk asam, menjadi hilang. Sebab, sisi-sisi “negatifnya” saling menutup, dan yang terlihat adalah sisi-sisi indahnya, sisi positifnya.

Jadi, konsep pasangan harus meniru garam. Sisi-sisi buruk yang tidak menyenangkan bisa menjadi simpul dari sebuah ikatan yang mempersatukan, untuk kemudian menghasilkan sebuah molekul yang indah serta memancarkan kebaikan. Kelemahan yang ada bukan untuk disesali atau dicemooh, tapi dimanfaatkan untuk berikatan. Inilah gambaran sederhana. Saling mengoptimalkan potensi dan saling mengurangi kekurangan.

Sesungguhnya, natrium yang ada di darah kita harus bertemu dengan pasangannya agar tidak menimbulkan penyakit. Salah satu penyebab terjadinya darah tinggi dan stroke adalah ketika natrium tidak lagi berpasangan dengan klorida.
Sumber :

Buku : "Ajaib bin Aneh : Jadi Insan Segala Tahu"

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Konfigurasi VLAN menggunakan Switch dan Router pada Packet Tracer

Masuk ke aplikasi Paket Tracer. Ikuti langkah-langkah berikut ini!  Konfigurasi IP Address Konfigurasi IP Address pada PC0 (klik PC0>Desktop>IP Configuration) Konfigurasi IP Address pada PC1 (klik PC1>Desktop>IP Configuration) Konfigurasi IP Address pada PC2(klik PC2>Desktop>IP Configuration) Konfigurasi IP Address pada PC3 (klik PC3>Desktop>IP Configuration) Konfigurasi pada Switch. Klik switch, pilih tab CLI. Tuliskan perintah berikut : Switch>enable Switch#vlan database Switch(vlan)#vlan 10 name A Switch(vlan)#vlan 20 name B Switch(vlan)#exit Switch#configure terminal Switch(config)#interface fastethernet 0/2 Switch(config-if)#switchport mode access Switch(config-if)#switchport access vlan 10 Switch(config-if)#interface fastethernet 0/3 Switch(config-if)#switchport mode access Switch(config-if)#switchport access vlan 10 Switch(config-if)#interface fastethernet 0/4 Switch(config-if)#switchport mode acces

KENALI POTENSI DIRI

“ Sesungguhnya, Allah telah membagi amal hamba-Nya, sebagaimana Dia telah membagi rezeki mereka.”  - Imam Malik- Tak asing di telinga kita, sebuah kisah tentang Abdullah Al-Umari, seorang mujahid yang gemar beribadah. Suatu ketika, ia mengirim sebuah surat kepada Imam Malik, mengajaknya untuk menyibukkan diri dengan amal-amal sunnah. Bersama-sama berperang di jalan Allah, memperluas wilayah Islam, dan melakukan amal ibadah luar biasa lainnya yang ia lakukan. Ia mengatakan bahwa debu-debu di medan jihad lebih baik daripada duduk di masjid menyebarkan ilmu sebagaimana yang rutin Imam Malik lakukan di kota Nabi. Apa kata Imam Malik, sang imam darul hijrah? Sungguh, sebuah jawaban cerdas nan bijaksana yang layak ditulis dengan tinta emas. “Sesungguhnya, Allah telah membagi amal hamba-Nya, sebagaimana Dia telah membagi rezeki mereka. Bisa jaid seseorang dimudahkan oleh Allah mengerjakan salat sunnah, tapi tidak untuk puasa sunnah. Bisa saja seseorang dimudahkan untuk menyedekahkan ha

Pengertian Text Mining

     Text mining adalah proses ekstraksi pola berupa informasi dan pengetahuan yang berguna dari sejumlah besar sumber data teks, seperti dokumen Word, PDF, kutipan teks, atau sebagainya. Text mining memiliki tujuan untuk mendapatkan informasi yang berguna dari sekumpulan dokumen. Jadi, sumber data yang digunakan pada text mining adalah kumpulan teks yang memiliki format yang tidak terstruktur atau minimal semi terstruktur.       Text mining merupakan penerapan konsep dan teknik data mining untuk mencari pola dalam teks, yaitu proses penganalisisan teks guna mendapatkan informasi yang bermanfaat untuk tujuan tertentu. Berdasarkan ketidakteraturan struktur data teks, maka proses text mining memerlukan beberapa tahap awal yang pada intinya adalah mempersiapkan agar teks dapat diubah menjadi lebih terstruktur.      Adapun tugas khusus dari text mining antara lain yaitu pengkategorisasian teks (text categorization) dan pengelompokan teks (text classification or clustering). Clas