Beberapa waktu lalu, Dr. Masaru Emoto sempat “menggegerkan” dunia lewat penemuannya. Bersama Kazuya Ishibashi, pria asal Jepang ini berhasil mengidentifikasi kemampuan air yang dapat merespons serta merekam informasi dari sekitarnya, termasuk informasi yang disampaikan manusia. Air akan tampak “bahagia” jika diinformasikan hal-hal positif, sehingga struktur air pun akan membentuk Kristal-kristal air yang sangat indah. Tapi, air akan tampak “sedih” jika diinformasikan hal-hal negative, seperti cacian, kata-kata kasar, music heavy metal, dsb. Struktur air pun akan menjadi rusak dan tidak beraturan. Simpulannya, air memiliki kecerdasan.
Pertanyaanya, jika air mampu merespons serta merekam informasi, bagaimana dengan unsur-unsur lain di alam? Apakah mereka pun memiliki kecerdasan untuk melakukan hal serupa. Jawabannya, ya! Tidak hanya air yang memiliki kecerdasan, tetapi semua unsur di alam pun memiliki kecerdasan. Semuanya diciptakan dan dimanajeri oleh satu kekuatan tunggal Yang Mahacerdas, yaitu Allah SWT.
Pada bagian ini, kita mecoba meneliti bagaimana mekanisme yang dillakukan alam untuk merekam informasi, termasuk semua amal perbuatan manusia, sehingga mereka bisa menjadi saksi atas segala perbuatan kita. Jadi, tidak hanya tangan, kaki, lidah, serta kulit kita saja yang akan menjadi saksi di akhirat kelak, tapi juga semua hal yang pernah bersentuhan dengan kita, termasuk air, udara, benda-benda, beserta atom-atom di dalamnya.
Sebenarnya, fenomena ini mulai dicermati ketika teknologi computer mulai dikenal orang, khususnya metode chip untuk menyimpan data. Sekarang, kita mengenal beragam media penyimpanan data, seperti hard disk, compact disk (CD), dsb.
Compact disk, misalnya. Proses penyimpanan data dilakukan dengan memberi muatan yang berbeda-beda, psitif-negatif, secara berulang-ulang pada pita magnetik yang merupakan sekumpulan karbon yang diberi muatan. Proses ini akan menghasilkan bahasa atau kode-kode tertentu. Misalnya, jika muatannya positif-negatif menjadi A, positif-positif menjadi B, negative-negatif menjadi C.
Variasi dua atom karbon saja sudah menghasilkan tiga abjad. Apalagi, kalau variasinya melibatkan tiga, empat, sepuluh, atau dua puluh atom karbon. Tentu akan lebih banyak lagi abjad yang didapatkan.
Pemisalan tersebut mengantarkan kita pada sebuah pemahaman, jika karbon saja bisa menyimpan data, bagaimana pula dengan unsur-unsur lainnya. Padahal, kita tahu bahwa karbondan hidrogen termasuk unsur dominan di alam. Lebih luas lagi, jika kita mampu membuat compact disk atau hard disk sebagai media penyimpanan data, alam semesta pun tentu memiliki kapasitas yang sama. Bagaimana caranya?
Sesungguhnya, setiap atom partikel subatomic memiliki karakter. Masing-masing memiliki konsep spin atau thawaf dengan kecepatan putaran yang sudah ditentukan. Cara mereka berinteraksi dengan sesame atom; kapan berikatan dan kapan melepaskan diri pun sudah ditentukan. Setiap ada intervensi atau manipulasi yang dating dari luar, atom akan menyikapinya dengan cara yang serupa. Perubahan sekecil apa pun akan memberikan dampak berbeda. Catatan perubahan demi perubahan inilah yang diabadikan. Seandainya kita bisa memutar kembali, missal selama ini spin-nyake kanan dan kita memutarkan ke kiri, maka catatan perjalanan yang telah ia lalui akan terbaca seperti kita memutar kaset. Prosesnya seperti merekam suara dengan CD atau perekam. Kita rekam, lalu piringannya akan maju, kemudian kita matikan, setelah itu kita putar ulang (rewind). Suara yang kita rekam akan bisa didengarkan kembali. Wallaahu a’lam.
Sumber :
Buku : “Ajaib bin Aneh : Jadi Insan Segala Tahu”
Komentar
Posting Komentar