Energy kemarahan terakumulasi dan menarik energy sejenis dari sekitarnya. Akibatnya, energy tersebut menjadi besar.
Terdapat seseorang yang aneh. Tak perlu disebutkan namanya. Siapa pun yang dekat dengannya, kemungkinan besar akan ketiban sial. Mulai dari yang ringan sampai yang berat. Ketika makan bersama misalnya, ada saja yang terjadi, entah makanannya kejatuhan kecoa, gelas pecah, tersedak, sakit perut, dsb. Ketika melintas di jalan raya, lampu lalu lintas mendadak pecah, terjadi tabrakan sehingga memacetkan lalu lintas. Ketika berpapasan dengan orang lain, orang tersebut terpeleset. Ada saja kejadian aneh yang menyertai keberadaannya. Ia sendiri sampai kebingungan. Tidak tahu apa yang terjadi pada dirinya. Sebagian orang mengatakan bahwa ia memiliki energy negatif yang menular pada orang lain dan lingkungan sekitarnya.
Sebetulnya, apa yang terjadi padanya, Wallahu a’lam. Hanya Allah saja Yang Mahatahu. Yang jelas, ini bukan sebuah kebetulan. Ada dugaan dia memendam energy kemarahan, lalu terakumulasi dan menarik energy-energi sejenis dari sekitarnya. Akibatnya, energy tersebut menjadi besar. Secera fisikawi, semua partikel itu akan mencari partikel sejenis. Hal ini disebabkan karena adanya daya penarik (struggle attractor), yaitu magnet yang menarik apa saja yang memiliki kualitas sama. Ilustrasinya, bagaikan sekumpulan burung dari berbagai jenis yang sedang memakan biji-bijian yang tersebar di tanah, kemudian ada kejutan yang menyebabkan semua burung beterbangan. Sudah dapat dipastikan bahwa setiap burung akan terbang bersama burung-burung sejenis. Begitupun dengan orang yang tadi. Ketika melintas di jalanan, ia akan menarik energy-energi sejenis yang ada di sekitarnya. Akibatnya, terjadilah hal-hal “aneh” yang membingungkan dirinya.
Kejadian serupa pernah terjadi di Inggris. Seorang remaja tersambar petir gara-gara ber-HP ria disaat hujan. Apa sebabnya, ternyata, di sekitar tempat ia berada, tumbuh berbagai jenis pohon rindang yang batangya tinggi menjulang. Dalam kasus ini, prinsip dasar bahwa petir akan menyambar tempat tertinggi untuk “membumikan” muatan dan “melepas rindu” para elektronnya, ternyata bisa berubah tujuan ketika ada stimulan. Pancaran gelombang mikro dari piranti seluler yang berbasis gelombang elektromagnetik “menggugah” barisan electron petir untuk “mampir” dan bergabung dengan saudara-saudaranya.
Sesungguhnya, kita bisa menjadi magnet bagi orang yang sejenis dengan kita. Seseorang yang berakhlak mulia, yang hatinya penuh kasih sayang, akan menarik orang-orang dengan karakter sejenis. Ketika doa kita khusyu, jiwa tenang, kita akan menjadi magnet bagi orang-orang yang menganggap kita tidak berbahaya. Merekalah yang akan datang dan menjadi orang-orang yang bersahabat dengan kita. Tapi sebaliknya, jika mereka menganggap kita sebagai ancaman, otomatis mereka akan menjauh. Allah SWT akan mempertemukan nasib kita dengan orang-orang yang membutuhkan kita.
Oleh karena itu, jika sering ditipu orang, kita layak bertanya, “Mengapa saya ditipu orang?” Jawabannya, boleh jadi karena ktia terlihat mudah ditipu, tidak hati-hati, gampang percaya dengan sembarang orang, dsb. Walalupun ada pula kejadian yang sulit kita cerna, misalnya tiba-tiba ada orang yang jatuh persis di depan kita.
Terdapat seseorang yang aneh. Tak perlu disebutkan namanya. Siapa pun yang dekat dengannya, kemungkinan besar akan ketiban sial. Mulai dari yang ringan sampai yang berat. Ketika makan bersama misalnya, ada saja yang terjadi, entah makanannya kejatuhan kecoa, gelas pecah, tersedak, sakit perut, dsb. Ketika melintas di jalan raya, lampu lalu lintas mendadak pecah, terjadi tabrakan sehingga memacetkan lalu lintas. Ketika berpapasan dengan orang lain, orang tersebut terpeleset. Ada saja kejadian aneh yang menyertai keberadaannya. Ia sendiri sampai kebingungan. Tidak tahu apa yang terjadi pada dirinya. Sebagian orang mengatakan bahwa ia memiliki energy negatif yang menular pada orang lain dan lingkungan sekitarnya.
Sebetulnya, apa yang terjadi padanya, Wallahu a’lam. Hanya Allah saja Yang Mahatahu. Yang jelas, ini bukan sebuah kebetulan. Ada dugaan dia memendam energy kemarahan, lalu terakumulasi dan menarik energy-energi sejenis dari sekitarnya. Akibatnya, energy tersebut menjadi besar. Secera fisikawi, semua partikel itu akan mencari partikel sejenis. Hal ini disebabkan karena adanya daya penarik (struggle attractor), yaitu magnet yang menarik apa saja yang memiliki kualitas sama. Ilustrasinya, bagaikan sekumpulan burung dari berbagai jenis yang sedang memakan biji-bijian yang tersebar di tanah, kemudian ada kejutan yang menyebabkan semua burung beterbangan. Sudah dapat dipastikan bahwa setiap burung akan terbang bersama burung-burung sejenis. Begitupun dengan orang yang tadi. Ketika melintas di jalanan, ia akan menarik energy-energi sejenis yang ada di sekitarnya. Akibatnya, terjadilah hal-hal “aneh” yang membingungkan dirinya.
Kejadian serupa pernah terjadi di Inggris. Seorang remaja tersambar petir gara-gara ber-HP ria disaat hujan. Apa sebabnya, ternyata, di sekitar tempat ia berada, tumbuh berbagai jenis pohon rindang yang batangya tinggi menjulang. Dalam kasus ini, prinsip dasar bahwa petir akan menyambar tempat tertinggi untuk “membumikan” muatan dan “melepas rindu” para elektronnya, ternyata bisa berubah tujuan ketika ada stimulan. Pancaran gelombang mikro dari piranti seluler yang berbasis gelombang elektromagnetik “menggugah” barisan electron petir untuk “mampir” dan bergabung dengan saudara-saudaranya.
Sesungguhnya, kita bisa menjadi magnet bagi orang yang sejenis dengan kita. Seseorang yang berakhlak mulia, yang hatinya penuh kasih sayang, akan menarik orang-orang dengan karakter sejenis. Ketika doa kita khusyu, jiwa tenang, kita akan menjadi magnet bagi orang-orang yang menganggap kita tidak berbahaya. Merekalah yang akan datang dan menjadi orang-orang yang bersahabat dengan kita. Tapi sebaliknya, jika mereka menganggap kita sebagai ancaman, otomatis mereka akan menjauh. Allah SWT akan mempertemukan nasib kita dengan orang-orang yang membutuhkan kita.
Oleh karena itu, jika sering ditipu orang, kita layak bertanya, “Mengapa saya ditipu orang?” Jawabannya, boleh jadi karena ktia terlihat mudah ditipu, tidak hati-hati, gampang percaya dengan sembarang orang, dsb. Walalupun ada pula kejadian yang sulit kita cerna, misalnya tiba-tiba ada orang yang jatuh persis di depan kita.
Sumber :
Buku : “Ajaib bin Aneh : Jadi Insan Segala Tahu”
Komentar
Posting Komentar