Bintang raksasa seolah ingin mengakhiri hidupnya dengan cara spektakuler. Ia meledak dengan sangat dahsyat dan mengundang perhatian seisi alam semesta. Ledakan dahsyat itu bernama supernova, sebagai pentas terakhir sang mega bintang.
Seperti halnya manusia, bintang pun memiliki sikuls kehidupan. Ia lahir, berkembang, dewasa, tua, dan mati. Semua terjadi, karena bintang pun merupakan makhluk ciptaan Allah SWT. setiap detak kehidupannya terikat dengan hukum-hukum yang telah digariskan. Ia hadir sesuai kehendak-Nya. Ia menjalani hidup sesuai ketetapan-Nya. Ia pun mati sesuai skenario yan gtelah diatur-Nya.
Sejak awal mula dilahirkan, ukuran atau massa bintang mengalami perkembangan. Berdasarkan massanya, para bintang dikelompokkan menjadi bintang bermassa sangat kecil, kecil, sedang, dan besar. Uniknya, “hidup matinya” para bintang ini sangat dipengaruhi oleh kapasitas massanya. Semakin kecil massa bintang, semakin lambat waktu yang ditempuh dari awal kelahirannya sampai akhir kehidupannya. Sebaliknya, semakin besar massa bintang, semakin cepat pula akhir masa hidupnya.
Sesungguhnya, proses kelahiran sebuah bintang adalah gambaran dari proses terciptanya alam semesta. Sebuah bintang berawal dari proses yang terjadi di materi antar bintang (MAB) yang berupa awan, gas, dan debu. Para astronom menyebutnya dengan nama “nebula”, sedangkan Al-Qur’an dengan kata “dukhan”. Ikatan antar molekul mulai terbentuk akibat adanya gaya tarik gravitasi. Mereka semua ber-thawaf, ber-spin, dan membentuk spiral. Dari proses semacam ini, lahirlah sebuah bintang kecil yang akan terus berlatih menjalankan reaksi fusi yang sempurna. Ia akan terus membangkitkan energy nuklir yang ada di pusatnya. Jika reaksi telah sempurna, bintang pun akan menjadi sosok cemerlang. Cahayanya menerangi sebagian ruang alam semesta serta menghadirkan aneka kemanfaatan bagi sekitarnya. Ukuran kecemerlangan sebuah bintang dilihat dari seberapa banyak ia dapat menghadirkan cahaya yang bisa menerangi lingkungan sekitarnya. Konsep ini mirip dengan konsep manusia terbaik sebagaimana disabdakan Rasulullah SAW. Menurut beliau, sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi sekitarnya.
Sewaktu bintang bermassa kecil mendekati tahap akhir evolusinya, astronom mengamatinya sebagai bintang panas yang dikelilingi oleh cincin gas yang mengembang, yang dinamakan kabut planet (planetary nebula). Cincin gas tersebut mengembang dan pusatnya mengerut. Pusat bintang ini akan terus mengerut sampai akhirnya menjadi bintang yang dinamakan katai putih (white dwarf). Matahari diduga akan mengalami tahapan seperti ini. Bintang yang massanya sangat kecil akan mengerut menjadi bintang katai gelap.
Ada sebuah teori dari Hertzprung-Russel yang menggambarkan bagaimana sebuah bintang mengakhiri hidupnya. Sebuah bintang besar yang kehabisan atom hydrogen di intinya, biasanya akan menggunakan persediaan hydrogen yang ada di lapisan lebih luar, demikian selanjutnya. Pada saat-saat menjelang kematiannya, bintang tersebut tampak menggelembung serta bersinar sangat cemerlang.
Setelah fase ini usai dengan memberikan yang terbaik, ia akan mengempis dan menjadi sebuah bintang kecil berwarna putih serta bergravitasi tinggi (berbobot). Bintang tersebut menjadi sumber nilai “katai putih”. Dapat dibayangkan sebagai seseorang yang menjadi tua, tenang, dan bijaksana. Sebaliknya, sebuah bintang megalomania yang berukuran sangat besar, akan mengakhiri hidupnya dengan cara yang berbeda. Bintang super raksasa ini seolah ingin mengakhiri hidupnya dengan cara spektakuler. Ia meledak dengan sangat dahsyat dan mengundang segenap perhatian seisi alam semesta. Ledakan dahsyat itu bernama supernova, sebagai pentas terakhir sang mega bintang. Saat terjadi ledakan supernova, materi di pusat bintang mengalami keruntuhan dan memampat. Bagian luarnya terlempar dengan kecepatan puluhan ribu kilometer per detik. Dan hasilnya, pusat bintang yang mampat ini akan menjadi bintang yang disebut bintang neutron alias lubang hitam dengan jari-jari sekitar 10 km namun massanya menyerupai massa matahari yang jari-jarinya 700 ribu km.
Jika supernova menghasilkan bintang neutron alias lubang hitam (black hole), bintang neutron akan menyerap semua electron kulitnya ke dalam inti. Ia menarik kembali seluruh cahaya yang dipancarkannya dan akan menarik materi dari sekitarnya, sehingga sebagian materi akan tersedot ke dalamnya. Adapun sebagiannya lagi, akan mengorbit mengelilinginya dengan kecepatan tinggi. Akibat tarikan tersebut, suhu disekitar lubang hitam akan meningkat sanga tinggi sehingga terpancarlah sinar X. sinar inilah yang diamati oleh astronom di Bumi.
Black Hole dengan gaya gravitasinya yang sangat kuat, menjaga menjangkar, dan menarik seluruh bintang agar tetap pada orbitnya. Apabila bintang-bintang tersebut keluar dari garis orbitnya, maka hancurlah tatanan alam semesta.
Apa makna dari semuanya itu? Kekosongan hati diganti dengan kesenangan-kesenangan semu. Akhirnya bintang neutron hanya bisa memancarkan cahaya membentuk sebuah garis (ke luar ke dalam, ke kiri ke kanan), seolah hanya memikirkan dirinya sendiri. Pribadi yang sangat egosentris, sedangkan lubang hitam lebih mencemaskan lagi, ia menyedot semua energi dan materi yang ada di sekitanrya.
Konsep manakah yang hendak kita pilih untuk diterapkan dalam hidup? Menjadi katai putih, bintang neutron, ataukah lubang hitam?
Sumber :
Buku : "Ajaib bin Aneh : Jadi Insan Segala Tahu"
Komentar
Posting Komentar