Ikatan hidrogen memiliki bentuk tiga dimensi menyerupai prisma dengan sudut 104,50. Setelah diukur, sudut ini sama dengan sudut yang kita bentuk ketika sujud!
Inilah masterpiece yang Allah SWT ciptakan untuk menambah indahnya hidup kita. Dapat kita bayangkan, jika di bumi yang kita tempati ini tidak ada sesuatu yang bernama air. Tidak akan ada lautan yang membentang indah, awan yang indah, sejuknya pagi hari, tetesan embun, dan daun-daun hijau. Yang ada hanyalah lubang-lubang raksasa yang menakutkan, langit yang hitam kelam, serta gurun-gurun pasir yang membentang luas. Manusia, binatang, serta tumbuhan perlahan akan sirna. Satu hal yang pasti, tanpa air tidak akan ada kehidupan.
Air adalah unsur dominan dalam kehidupan. Lihatlah diri kita sendiri. Ketika belum lahir ke dunia, selama Sembilan bulan lebih kita berenang dalam air di rahim ibu. Setelah lahir, tubuh kita terdiri atas milyaran sel hidup. Setiap sel mengandung banyak airdengan larutan bermacam-macam zat. Oleh karena itu, tidaklah aneh jika komposisi air dalam tubuh kita mencapai 70 persen lebih. Kadar air dalam otak mencapai 74,5 persen, darah 90 persen, jantung 79 persen, ginjal 82 persen, dan paru-paru mendekati 80 persen. Jika kandungan air dalam setiap organ mampu kita pertahankan sesuai kebutuhan, kesehatan organ-organ tersebut akan terjaga. Sebaliknya, jika kadara air menurun, dapat dipastikan fungsi-fungsi organ pun akan menurun. Akibatnya, tubuh akan rentan terhadap penyakit, bakteri, virus, dan lain-lain. Jadi bisa dibayangkan, betapa besar peran air dalam tubuh kita.
Perkebangan ilmu pengetahuan modern makin meneguhkan pentingnya air. Air berperan melembapkan atmosfer lapisan udaranya sehingga layak dihirup oleh paru-paru. Proses metabolism serta reaksi kimia dalam sel dapat berlangsung secara proporsional karena peranan air pula. Proses fotosintesis untuk menghasilkan gula dan oksigen diawali oleh peran air. Bahkan cahaya matahari yang kita rasakan sehari-hari ternyata tak lepas pula dari peranan unsur air. Cahaya matahari ynang menerpa bumi, sesungguhnya adalah paket foton (partikel-partikel cahaya) yang terdiri atas sekumpulan electron yang terlontar dari sebuah proses eksitasi helium dari reaksi fusi atau plasma trivalensi hidrogen (hidrogen, deterium, dan tritium), dan helium masih termasuk keluarga hidrogen, unsur utama sebuah molekul air. Jadi, matahari yang panas sebenarnya masih berkerabat dekat air.
Secara struktural, air terdiri atas tiga molekul (ganjil), yaitu satu oksigen dan dua hidrogen. Ikatan hidrogen ini memiliki bentuk tiga dimensi menyerupai prisma dengan sudut angulasi sebesar 104,50. Hebatnya, setelah diukur, sudut ini sama dengan sudut yang kita bentuk ketika sujud! Yang lebih mencengangkan lagi, dalam sudut seperti itu, air bisa berikatan dengan siapa saja, bisa membawa dan melarutkan apa saja, serta dapat mengatur suhu apa saja. Factor kimiawi dengan sudut seperti itu adalah sudut paling optimal.
Artinya, jika sujud kita seperti sujud air, maka kita akan menjadi pribadi yang paling optimal kapan pun dan di mana pun. Kita akan mampu menebarkan manfaat bagi makhluk-makhluk Allah lainnya. Itulah sebaik-baik manusia.
Wallahua’lam.
Inilah masterpiece yang Allah SWT ciptakan untuk menambah indahnya hidup kita. Dapat kita bayangkan, jika di bumi yang kita tempati ini tidak ada sesuatu yang bernama air. Tidak akan ada lautan yang membentang indah, awan yang indah, sejuknya pagi hari, tetesan embun, dan daun-daun hijau. Yang ada hanyalah lubang-lubang raksasa yang menakutkan, langit yang hitam kelam, serta gurun-gurun pasir yang membentang luas. Manusia, binatang, serta tumbuhan perlahan akan sirna. Satu hal yang pasti, tanpa air tidak akan ada kehidupan.
Air adalah unsur dominan dalam kehidupan. Lihatlah diri kita sendiri. Ketika belum lahir ke dunia, selama Sembilan bulan lebih kita berenang dalam air di rahim ibu. Setelah lahir, tubuh kita terdiri atas milyaran sel hidup. Setiap sel mengandung banyak airdengan larutan bermacam-macam zat. Oleh karena itu, tidaklah aneh jika komposisi air dalam tubuh kita mencapai 70 persen lebih. Kadar air dalam otak mencapai 74,5 persen, darah 90 persen, jantung 79 persen, ginjal 82 persen, dan paru-paru mendekati 80 persen. Jika kandungan air dalam setiap organ mampu kita pertahankan sesuai kebutuhan, kesehatan organ-organ tersebut akan terjaga. Sebaliknya, jika kadara air menurun, dapat dipastikan fungsi-fungsi organ pun akan menurun. Akibatnya, tubuh akan rentan terhadap penyakit, bakteri, virus, dan lain-lain. Jadi bisa dibayangkan, betapa besar peran air dalam tubuh kita.
Perkebangan ilmu pengetahuan modern makin meneguhkan pentingnya air. Air berperan melembapkan atmosfer lapisan udaranya sehingga layak dihirup oleh paru-paru. Proses metabolism serta reaksi kimia dalam sel dapat berlangsung secara proporsional karena peranan air pula. Proses fotosintesis untuk menghasilkan gula dan oksigen diawali oleh peran air. Bahkan cahaya matahari yang kita rasakan sehari-hari ternyata tak lepas pula dari peranan unsur air. Cahaya matahari ynang menerpa bumi, sesungguhnya adalah paket foton (partikel-partikel cahaya) yang terdiri atas sekumpulan electron yang terlontar dari sebuah proses eksitasi helium dari reaksi fusi atau plasma trivalensi hidrogen (hidrogen, deterium, dan tritium), dan helium masih termasuk keluarga hidrogen, unsur utama sebuah molekul air. Jadi, matahari yang panas sebenarnya masih berkerabat dekat air.
Secara struktural, air terdiri atas tiga molekul (ganjil), yaitu satu oksigen dan dua hidrogen. Ikatan hidrogen ini memiliki bentuk tiga dimensi menyerupai prisma dengan sudut angulasi sebesar 104,50. Hebatnya, setelah diukur, sudut ini sama dengan sudut yang kita bentuk ketika sujud! Yang lebih mencengangkan lagi, dalam sudut seperti itu, air bisa berikatan dengan siapa saja, bisa membawa dan melarutkan apa saja, serta dapat mengatur suhu apa saja. Factor kimiawi dengan sudut seperti itu adalah sudut paling optimal.
Artinya, jika sujud kita seperti sujud air, maka kita akan menjadi pribadi yang paling optimal kapan pun dan di mana pun. Kita akan mampu menebarkan manfaat bagi makhluk-makhluk Allah lainnya. Itulah sebaik-baik manusia.
Wallahua’lam.
Sumber :
Buku : "Ajaib bin Aneh : Jadi Insan Segala Tahu"
Komentar
Posting Komentar