Anda pasti tersenyum membaca judul tulisan ini. Andai tidak tersenyum, pasti akan berkata, “Ah, mana mungkin obat ketek (deodoran) mendatangkan tsunami? Yang bener aja!
Memang terlihat aneh menghubungkan obat ketek dengan tsunami. Tapi, yang aneh belum tentu tidak terjadi. Mari kita lihat, hampir semua deodoran termasuk parfum di dalamnya menggunakan zat klorofluorokarbon (CFC: chlorofluoro-carbon). Air Conditioner atau AC, kulkas, harispray, cat, dan sebagainya menggunakan CFC. Pada dasarnya, penggunaan CFC akan menghasilkan dua macam reaksi. Pertama, menghasilkan aerosol, yaitu cairan yang berubah menjadi separuh gas. Inilah yang kemudian dipakai sebagai deodoran atau parfum. Aerosol bisa disemprotkan, sehingga terlihat lebih praktis. Semua orang jadi senang, kerja pun jadi lebih mudah. Aerosol pun bisa menyerap suhu. Artinya, ia bisa mengambil panas dari lingkungan, lalu mengubahnya menjadi dingin, sehingga cocok jika digunakan dalam AC dan kulkas. Inilah yang disebut reaksi penambahan entropi.
Kita lihat dampak kimianya. Penggunaan CFC yang berlebihan bisa mengakibatkan terjadinya penipisan dan kebocoran ozon. Sebab, satu atom klor saja dapat menghancurkan 10.000 molekul ozon. Apalagi kalau jutaan. Padahal jumlah atom klor yang terakumulasidi udara sangat sulit kita hitung, karena saking banyaknya. Kebocoran lapisan ozon mengakibatkan sinar ultraviolet menerobos langsung ke bumi tanpa “disaring” terlebih dahulu. Akibatnya, suhu udara menjadi panas, terlebih jika kebocorannya di daerah kutub.
Mengapa daerah kutub?
Ketika terlepas ke udara, CFC akan mencari daerah yang memiliki gaya gravitasi paling ringan, yaitu daerah kutub. Zat ini akan melayang dan terakumulasi, hingga menggerus lapisan ozon. Dampak selanjutnya, lapisan es di kutub akan melelehakibat terkena paparan radiasi matahari yang sangat kuat. Melelehnya lapisan es, mengakibatkan terjadinya penambahan volume samudra.
Di bawah samudra yang terbentang luas, kerak-kerak bumi bertasbih dengan terus berjalan (bergerak). Mereka mendapat tekanan dari magma yang ada di perut bumi untuk terus berjalan membentuk lempengan-lempengan yang stabil. Dengan adanya peningkatan volume air, otomatis terjadi peningkatan tekanan. Pergerakan lempengan-lempengan bumi pun jadi lebih cepat. Lempeng samudra (oceanic crust) dan lempeng benua (continental crust) akan bertemu dengan kecepatan melebihi normal. Terjadinya daerah patahan (fault zone) pun jadi lebih dahsyat. Akibatnya, terjadilah gempa dahsyat yang menimbulkan efek tsunami yang mengerikan. Di sinilah hubungan antara obat ketekdan tsunami mulai menemukan titik terang.
Terjadinya tsunami bukan efek alam semata, tetapi karena ulah manusia yang melampaui batas. Sesungguhnya, Allah SWT telah mendesain alam ini dengan sangat sempurna. Berjalannya desain ini pun tidak akan membahayakan siapa pun. Sayangnya, kita sendiri yangmerusaknya sehingga nikmat yang Allah sediakan berubah menjadi bencana. Allah SWT berfirman, “Dan apa saja nikmat yang ada pada kamu, maka dari Allah-lah (datangnya), dan bila ditimpa oleh kemudharatan, maka hanya kepadaNya-lah kamu meminta pertolongan” (QS An-Nahl [16]:53).
Sumber:
Buku: "Ajaib bin Aneh : Jadi Insan Segala Tahu"
Komentar
Posting Komentar