Empat variasi nukleotida pada sepotong DNA mampu mengolah sekitar 70 miliar operasi matematika. Tak heran, jika komputer supermini ini 100.000 kali lebih cepat dari komputer konvensional tercanggih saat ini. Tahukah Anda, bahwa ukuran prosesor kini semakin kecil. Bahkan saking kecilnya, prosesor itu tak terlihat. Pada 2001 lalu, Prof. Ehud Saphiro, seorang peneliti Biofisika dari Weizman Institute of Science, berhasil membuat komputer organik dari setetes air. Komputer ini menggunakan molekul-molekul DNA ( deoxyribo nucleic acid ) yang bercapur dengan enzim-enzimnya, yang berguna sebagai sarana input (masukkan data), output (keluaran data), software (perangkat lunak), dan hardware (perangkat keras). Dengan ketekunannya, Prof. Saphiro berhasil “mengubah” dan “menyesuaikan” molekul DNA yang terdiri atas empat nukleotida (guanin, sitosin, adenin, dan timin) menjadi sebuah komputer terkecil di dunia. Proses komputasi yang dilakukan ini, jauh lebih kaya dan rumit dibnadingkan meng
The Miracle of Sharing