Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Agustus, 2016

KECERDASAN JARI TANGAN

“Akan datang hari, mulut dikunci, kata tak ada lagi. Akan tiba masa, tak ada suara dari mulut kita. Berkata tangan kita, tentang apa yang dilakukannya. Berkata kaki kita, ke mana saja dia melangkah”. (Judul Lagu: Tangan Kaki Bicara, dipopulerkan oleh Chrisye) Selama ini ketika kita berbicara tentang kecerdasan, asosiasi kita langsung tertuju pada otak. Padahal, Allah SWT menyimpan kecerdasan tidak hanya di otak, tapi juga di seluruh bagian tubuh. Ingin bukti? Saya pernah meminta beberapa mahasiswa untuk mengetikkan SMS pendek sekitar 100 karakter tanpa melihat papan kunci ( keypad ) di telepon genggam. Ternyata tingkat kesalahannya sangat kecil. Bahkan 25 persen mahasiswa percobaan mampu mengetik dengan sangat tepat sampai titik komanya. Ketika mahasiswa yang bersangkutan diminta memproyeksikan pengetahuan abstraknya terhadap keypad  di papan tulis, tingkat kesalahannya mencapai 90 persen. Secara sederhana dapat disimpulkan bahwa “memori” keypad  mungkin tersimpan di sel-sel ibu

SEL BEBAS LIMBAH

Sel-sel yang ada dalam tubuh kita tidak pernah memproduksi limbah yang membahayakan. Hidup mereka bersih serta penuh manfaat. Di antara semua makhluk ciptaan Allah, hanya manusia yang paling getol memproduksi sampah atau limbah. Sampai-sampai dia sendiri pusing tujuh keliling memikirkan efek samping dari sampah yang dihasilkan. Tentu kita masih ingat peristiwa di TPA Leuwigajah, Kabupaten Bandung, beberapa tahun lalu. Ketika itu, ribuan ton sampah mengubur sebuah kampung dan menweaskan puluhan penghuninya. Dahsyat. Sejatinya, kejadian tersebut hanyalah puncak dari gunung es masalah sampah secara keseluruhan. Belum termasuk sampah industri, transportasi, hingga sampah nuklir. Wajar, jika sampah menjadi hantu menakutkan bagi negara-negara di dunia. Betapa tidak, selain mendatangkan penyakit dan bau menyengat, sampah pun sangat efektif merusak lingkungan serta mendatangkan bencana alam. Bagaimana dengan makhluk lain? Sampai hari ini belum pernah diberitakan ada hewan—apapun jenisnya

PESANTREN DALAM TUBUH

Jika sel-sel pertahanan tubuh ini tidak lulus, mereka akan terkena eliminasi melalui mekanisme apoptosis. Sebuah mekanisme yang memprogram sel untuk mati secara terhormat. Pernahkan berpikir bagaimana sistem pertahanan tubuh bekerja? Dalam tubuh manusia terdapat sebuah organ bernama kelenjar timus yang terletak di rongga dada sebelah depan. Kelenjar timus berfungsi sebagai pesantren bagi sel-sel sistem pertahanan tubuh (sel limfosit T) agar mampu menjaga tubuh dari kehadiran unsur-unsur asing yang membahayakan. Sebelum menjadi pekerja profesional, sel-sel limfosit T ini harus melalui empat tahap pembelajaran. Ketika masih bayi ia dikirim dari sumsum tulang ( bon marrow ) untuk belajar di pesantren timus, dengan tiga tahapan. Dengan bantuan seorang guru yang bernama sel dendritik, ia diperkenalkan dengan ciri dan tanda-tanda sel teman (tahap 1). Bila ia berhasil lulus dalam proses pengenalan dan identifikasi “teman sendiri” (tahap 2), ia akan dikirim untuk belajar di seluruh tub

KURBANNYA PARA SEL

Dengan ikhlas mereka mengorbankan dirinya untuk tujuan yang lebih mulia. Sel-sel ini melakukan apoptosis. Dalam Islam, kurban termasuk “ibadah unggulan”. Konsep kurban adalah manusia menyerahkan sesuatu yang paling berharga dalam hidupnya untuk sesuatu yang jauh lebih berharga. Berkurban menjadi bukti cinta seorang hamba kepada Tuhannya. Dengan berkurban, seorang hamba telah berpartisipasi menyebarkan rahmat dan kasih sayang Allah ke segala penjuru. Hakikat kurban adalah penyadaran diri akan konsep hidup. Kita menyebarkan apa yang kita anggap berharga sebagai bentuk pengakuan bahwa kita tidak memiliki apa pun juga. Semuanya yang ada di dunia ini adalah milik Allah. Kita tidak berhak mengakui sesuatu sebagai hak milik mutlak. Inilah hakikat cinta sejati. Mencintai sama artinya dengan berbagi. Ingin “memiliki” berarti pula ingin memberi. Ketika cinta telah terdistribusi, hati pun akan merasakan kehangatan karena merasa saling memiliki. Namun, tahukah kita bahwa berkurban bukan ha